Evaluasi Data Siswa Sekolah Rakyat: Pastikan Anak Miskin Ekstrem Jadi Prioritas
Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad, saat meninjau langsung Program Sekolah Rakyat di Sentra Abiseka, Pekanbaru, Riau, Jumat (25/7/2025). Foto: Kiki/vel
PARLEMENTARIA, Pekanbaru - Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad, menyoroti pentingnya evaluasi akurasi data siswa yang direkrut dalam Program Sekolah Rakyat di bawah Kementerian Sosial. Hal ini disampaikan saat meninjau langsung pelaksanaan program tersebut di Sentra Abiseka, Pekanbaru, Riau, Jumat (25/7/2025).
Achmad menekankan bahwa tujuan utama dari Sekolah Rakyat adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Namun, berdasarkan data sementara yang ditampilkan, ia menilai masih ada ketidaktepatan dalam proses rekrutmen.
“Ini karena memang programnya punya target, kan, 14 Juli harus sudah masuk siswa 100 orang. Tapi dari tayangan tadi, tempat tinggal keluarga mereka itu masih perlu kita pertanyakan keakuratan datanya,” ujar Achmad.
Menurut Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Riau I ini, indikator kemiskinan harus jelas dan terverifikasi, terutama dalam menyaring anak-anak yang benar-benar membutuhkan. Ia menyebut bahwa penghasilan Rp860 ribu per bulan termasuk kategori miskin, sementara Rp1,2 juta sudah masuk kategori menengah bawah. Namun, data-data tersebut belum sepenuhnya diperhitungkan secara merata dalam perekrutan siswa.
“Harapan kita ke depan, bukan karena Pekanbaru ini tuan rumah lalu yang masuk orang Pekanbaru semua. Dari 100 siswa, tadi disebutkan 75 berasal dari Pekanbaru. Ini kan tidak profesional, karena baru 4 kabupaten/kota dari 12 yang terlibat,” katanya.
Achmad mendorong agar ke depan dilakukan pemetaan menyeluruh terhadap kondisi kemiskinan di 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ia menilai bahwa jika program ini dilakukan secara sistematis dan berbasis data yang valid, maka Sekolah Rakyat akan mampu menjadi sarana memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
“Kita harapkan, anak-anak SD, SMP, SMA yang direkrut benar-benar dari keluarga tidak mampu atau miskin ekstrem. Filosofinya jelas: memutus mata rantai kemiskinan dari orang tua ke anak, agar kelak anak menjadi penarik gerbong kesejahteraan bagi keluarganya,” ungkapnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat itu juga menyoroti pentingnya proses asesmen yang tepat terhadap latar belakang siswa. Achmad menyebutkan bahwa ia akan mempelajari dan menelusuri langsung data siswa yang telah diterima.
“Jangan sampai rumahnya cuma kontrakan, tapi sebenarnya dia tidak tinggal di sana. Kita ingin yang benar-benar tinggal di bantaran sungai, di kawasan kumuh, atau yang tidak layak secara ekonomi dan kesehatan,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Achmad menyampaikan harapannya kepada para pengasuh dan pendidik di Sekolah Rakyat. Ia menekankan pentingnya mendidik anak-anak dengan hati nurani agar mereka tumbuh menjadi generasi berkarakter dan pemimpin masa depan.
“Kami harapkan didiklah anak-anak ini dengan hati nurani. Bentuk karakter, watak, dan jiwa kepemimpinan mereka. Karena mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa ke depan yang harus kita siapkan sejak dini,” pungkasnya. (qq/aha)